antara3-5 dan memiliki kadar logam berat terlarut yang tinggi. Dalam penanganan air asam tambang sudah mendapatkan penanganan secara khusus, dikarenakan peraturan pemerintah yang mengatur tentang baku mutu air yang akan dialirkan ke sungai. Dari sisi jumlah, limbah cair yang dihasilkan pada air asam tambang umumnya relatif sedikit.
Bagaimana cara yang tepat untuk menangani limbah pertambangan? Industri tambang di Indonesia memang mendukung perekonomian negara secara signifikan. Dalam mineral potential index, Indonesia bahkan berada di posisi yang strategis menjadi penyumbang timah terbesar, berada di urutan kedua untuk tembaga, dan urutan ketiga untuk nikel. Pertambangan juga berkontribusi besar dalam ekspor hingga pembentukan PDB Pendapatan Domestik Bruto. Industri tambang menyumbang sekitar 7,2% PDB Indonesia pada tahun balik segala keuntungan tersebut, nyatanya sektor pertambangan pun memiliki beberapa tantangan. Salah satunya adalah masalah limbah. Di beberapa wilayah dunia, seperti benua Eropa, limbah pertambangan bahkan merupakan penyebab utama pencemaran air. Hal ini tentu dapat membahayakan keselamatan makhluk hidup, terutama yang berada di sekitar daerah bahkan dapat menghadapi risiko yang lebih besar jika pengolahan limbah pertambangan tidak dilakukan secara serius. Pasalnya, ada banyak sekali daerah di Indonesia yang menjadi daerah tambang. Beragam jenis mineral pun ada di Indonesia, mulai dari timah, tembaga, nikel, bahkan emas sekalipun ada. Tambang yang aktif beroperasi pun masih banyak kali ini akan membahas tentang dampak limbah pertambangan serta cara menanganinya dengan tepat agar tidak membahayakan lingkungan. Mari simak Juga Limbah Industri Jenis, Dampak, dan Cara MengolahnyaApa itu limbah pertambangan?Sebelum lebih jauh membahas tentang cara penanganan, sebenarnya apa yang dimaksud dengan limbah pertambangan? Ini merupakan jenis limbah yang berasal dari penggalian tanah, limpasan hujan dan pengolahan pabrik pertambangan. Limbah pertambangan bisa berupa lapisan tanah yang menutupi mineral yang dipindahkan untuk bisa mendapat akses ke sumber daya mineral, hingga batuan sisa dan juga tailing yang muncul setelah proses ekstraksi mineral berharga.Limbah ini mengandung zat berbahaya dalam jumlah besar, seperti logam berat. Ekstraksi serta pemrosesan logam dan senyawa logam dapat menyebabkan drainase asam atau aktivitas pertambangan emas bisa menimbulkan limbah pertambangan yang mengandung arsenik, timbal, dan merkuri dengan konsentrasi tinggi. Padahal, arsenik dalam konsentrasi tinggi dapat menimbulkan keracunan yang berujung itu, pengelolaan tailing pun sangat berisiko dan sering kali menghasilkan sisa bahan kimia berbahaya dan peningkatan kadar logam. Tailing sering dikelola dengan metode konvensional menggunakan sedimen pond. Metode ini memungkinkan terjadinya peluapan overflow berlebih seiring semakin banyaknya lumpur yang datang sehingga menimbulkan kontaminasi terhadap lingkungan dan dampak panjang pada kesehatan manusia dan limbah tambang dengan benar akan memastikan keberlangsungan produksi pengolahan tambang dan mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Dengan begitu, polusi air dan tanah yang timbul dari drainase asam atau basa dan pencucian logam berat pun dapat diminimalkan atau bahkan cair sebagai Limbah Tambang DominanJika melihat sifat zat, maka limbah pertambangan dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni limbah cair, limbah padat, dan limbah pertambangan cair biasanya muncul akibat proses pencucian hasil tambang. Proses tambang yang panjang kemungkinan besar akan menghasilkan limbah cair dengan tingkat kontaminasi yang berbeda. Air yang sudah terpapar berbagai proses penambangan biasanya bersifat asam dan dapat mencemari sumber air di lokasi tambang, pencampuran output ini dengan padatan disebut dengan lumpur sludge. Lumpur punya nilai ekonomi yang sangat kecil sehingga ditangani sebagai limbah. Jika lumpur memiliki bahan berbahaya atau radioaktif, dapat diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya. Ini akan memerlukan metode penanganan dan pembuangan cair terkadang dikelompokkan dalam dua kategori berbeda, yaitu menurut Total Dissolved Solid logam terlarut dan Total Suspended Solid padatan tersuspensi. TSS dan TDS mengukur jumlah partikel potongan kecil benda yang mengambang di air. Di danau dan sungai, hal ini dapat mencakup partikel dari ganggang, bahan organik lainnya, tanah liat, dan zat anorganik lainnya seperti mineral, garam dan logam. TSS adalah partikel yang cukup besar untuk ditahan oleh filter, sedangkan TDS adalah partikel yang dapat melewati sering dikaitkan dengan kekeruhan air. Jika TSS tinggi dan air keruh, maka cahaya matahari tidak akan merambat dengan baik melalui air, sehingga tanaman dan ganggang sulit tumbuh. Itu berarti, produktivitas dan produksi oksigen dalam air rendah. Dalam konteks limbah pertambangan, kondisi ini terjadi saat air mengandung terlalu banyak tanah dan lumpur yang membuat organisme di dalamnya tidak itu, TDS menyoroti mineral terlarut dan garam dalam air. Akibatnya, TDS sering kali berhubungan erat dengan ukuran konduktivitas, salinitas, alkalinitas, dan tingkat kekerasan. Sebagian besar ikan air tawar tidak dapat menoleransi TDS tinggi karena organ mereka tidak dapat beradaptasi dengan air asin, seperti ikan Juga Landfill Definisi, Jenis, Material, dan Prosedur PembuatannyaDampak limbah pertambanganLimbah pertambangan menimbulkan dampak negatif yang begitu besar, baik itu berupa kerusakan lingkungan dan bahaya kesehatan manusia. Banyak operasi pertambangan menyimpan limbah atau tailing dalam jumlah besar di lokasi. Sisa batu dan tanah dapat berubah menjadi tailing, yang sering kali bersifat asam dan mengandung arsenik, merkuri, dan zat beracun lain dengan konsentrasi adalah beberapa dampak negatif limbah pertambangan1. Pencemaran lingkunganLimbah pertambangan dapat mencemari lingkungan hidup. Terlebih, pertambangan menghasilkan limbah yang beragam, mulai dari zat cair, padat, dan bahkan gas. Dengan kata lain, limbah tambang memiliki potensi bahaya yang begitu cair akan mengotori sumber mata air, sungai, dan laut. Dampak yang paling terlihat, air akan tampak keruh dan bahkan mengeluarkan bau tidak sedap. Otomatis, organisme yang hidup di dalamnya pun akan terancam. Air yang semula dapat dimanfaatkan untuk menyokong kehidupan pun kini hanya menjadi juga dengan limbah padat yang akan mengubah kontur tanah. Aktivitas pertambangan akan membuat lahan yang semula normal menjadi berlubang. Lubang-lubang ini saat terisi air akan sangat berbahaya. Sebab, air dalam lubang tersebut akan memiliki kandungan asam tinggi. Jika konsentrasi asam terlalu tinggi, maka area di sekitarnya pun akan sulit ditumbuhi tanaman karena tingkat kesuburan tanah Mengancam kehidupan hewan di sekitarnyaDi saat limbah pertambangan merusak lingkungan, otomatis kehidupan hewan yang hidup di dalamnya pun akan terganggu. Hewan-hewan kecil akan mati karena habitatnya berubah. Hal ini kemudian akan merusak rantai makanan secara contoh limbah cair pertambangan yang mencemari sungai. Limbah ini akan membunuh ikan dan organisme lain. Hewan pemangsa ikan sungai pun akan kesulitan mendapat makan hingga akhirnya mati kelaparan. Jika kondisi terus berlanjut, maka predator pun ikut kesulitan mencari mangsa, mengakibatkan keseluruhan rantai makanan di habitat tersebut Membahayakan nyawa manusiaTidak hanya lingkungan alam dan hewan, manusia pun bisa menerima dampak negatif limbah pertambangan. Bagaimana tidak, lingkungan adalah penyokong utama kehidupan manusia. Tanpa lingkungan yang lestari, maka manusia akan sulit untuk hidup warga Desa A terbiasa menggunakan sungai C untuk aktivitas sehari-hari, mulai dari memasak, mencuci, hingga mandi. Saat kemudian di dekat Desa A dilakukan aktivitas pertambangan yang membuang limbahnya di sungai C, maka warga desa A pun tidak bisa lagi melakukan aktivitas seperti biasa. Mereka terpaksa harus bergantung pada sumber daya lain dari luar satu jenis penyakit yang sering ditemukan pada pekerja tambang adalah pneumoconiosis yang menyerang organ paru-paru. Penderitanya akan sering merasa sesak napas, mudah lelah, bahkan gagal napas. Penyakit ini muncul akibat paparan langsung terhadap zat kimia berbahaya dalam tambang, seperti silica dan asbestos. Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa sekitar 9% dari pekerja tambang Indonesia menderita pneumoconiosis hanya mengganggu kerja paru-paru, limbah pertambangan juga bisa menyebabkan kanker kulit. Hal ini bisa terjadi pada aktivitas pertambangan yang menghasilkan belerang, asam sulfat, mangan, dan merkuri. Sebab, zat-zat tersebut masuk dalam kelompok logam berat yang dapat merusak jaringan kulit pengelolaan dan pengolahan limbah pertambanganIndonesia sendiri sudah memiliki peraturan mengenai pengelolaan dan pengolahan limbah pertambangan. Bahkan negara telah mengatur ketentuan mengenai aktivitas pascatambang agar wilayah bekas tambang bisa segera garis besar, ketentuan mengenai pengelolaan dan pengolahan limbah pertambangan telah tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, dan Pelaporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan ini menyebutkan bahwa salah satu aspek yang dilihat dalam penerbitan izin tambang adalah masalah pengelolaan dan pengolahan limbah. Apabila perusahaan tambang tidak dapat membuktikan metode pengolahan limbahnya, maka Izin Usaha Pertambangan IUP tidak akan itu, pemerintah juga telah mengatur tentang aktivitas pasca tambang melalui Peraturan Pemerintah PP Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang. Peraturan ini berisi ketentuan yang wajib dijalankan oleh para pelaku kegiatan tambang setelah aktivitas tambang berakhir. Dengan begitu, lahan yang ditinggalkan bisa tetap dimanfaatkan dengan aman tanpa membahayakan keselamatan dan cara mengolah limbah pertambangan?Melihat bahaya limbah pertambangan, maka proses pengelolaan dan pengolahannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengolah limbah tambang dengan dampak seminimal mungkin, berikut adalah beberapa di pH adjusterSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, aktivitas tambang akan menghasilkan lubang-lubang dalam yang nantinya terisi air saat musim hujan tiba. Sayangnya, air yang tertampung dalam lubang tersebut berbahaya untuk digunakan dan bahkan tidak bisa ditinggali organisme apapun karena mengandung asam yang sangat mengatasi permasalahan tersebut, bisa diterapkan sebuah metode yang disebut sebagai pH adjuster pengatur pH. Sebenarnya, ini merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengubah kadar pH atau potential hydrogen. Nah, pH sendiri adalah pengukuran aktivitas ion hidrogen yang akan menentukan seberapa basa atau asam suatu menambahkan reagen pH seperti asam, maka Anda dapat menurunkan kadar pH. Sementara itu, untuk menaikkan pH, Anda bisa menggunakan zat kaustik atau alkali lainnya. Kisaran pH tipikal adalah 0-14, tetapi tingkat pH aktual dapat melebihi batas sulfat dan natrium hidroksida kaustik paling sering digunakan untuk menetralkan asam atau basa. Penyesuaian basa harus dilakukan secara hati-hati karena semakin besar aplikasinya, maka semakin banyak panas yang dihasilkan. Tiap air di lubang tambang pun belum tentu memiliki kadar asam yang sama sehingga penyesuaian pH harus melalui pengukuran detail terlebih Sumur dalamSumur dalam atau deep well injection merupakan salah satu metode untuk membuang limbah tambang. Caranya adalah dengan membuat saluran khusus untuk membuang limbah ke lapisan tanah dalam agar tidak mengganggu lapisan tanah dangkal. Kedalaman sumur harus diperhitungkan dengan cermat agar tidak mencemari tanah dan air melakukan perhitungan kedalaman, juga harus memperhatikan material yang digunakan untuk melapisi permukaan sumur. Tanpa material yang berkualitas, dikhawatirkan limbah yang dibuang akan merembes atau bahkan bocor hingga mencemari lapisan tanah di bisa mempertimbangkan geopipe, pipa polimer khusus yang dapat digunakan dalam drainase cairan maupun gas termasuk pengumpulan lindi atau gas di tempat pembuangan akhir. Geopipe menjadi solusi pembuatan sumur dalam karena memiliki lapisan filter geotextile untuk mencegah terjadinya rembesan atau material geopipe berkualitas, Anda dapat mengandalkan Geosinindo. Geopipe terbuat dari material berkualitas dengan instalasi yang mudah, memiliki kekuatan beban eksternal tinggi, fleksibel, dan tahan Secure landfillSelain kedua metode di atas, pengolahan limbah pertambangan juga bisa menggunakan metode secure landfill. Ini merupakan fasilitas pembuangan limbah berbahaya yang ditempatkan di dalam atau di atas tanah, dirancang untuk mencegah pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan. Kedalaman minimal secure landfill adalah sekitar 3 secure landfill dapat bekerja secara efektif, maka permukaannya harus dilapisi dengan material khusus. Dengan begitu, limbah tambang yang ditampung di dalamnya tidak akan bocor hingga mencemari lingkungan di satu material yang bisa digunakan adalah geomembrane. Ini merupakan material pelapis sintetik dengan tingkat permeabilitas kemampuan suatu material untuk meloloskan partikel tertentu yang sangat rendah. Geomembrane memang umum digunakan dalam proyek rekayasa geoteknik yang mengontrol migrasi cairan. Biasanya, geomembrane terbuat dari lembaran polimer yang relatif secure landfill tidak mudah bocor dan rusak, gunakanlah material berlapis berkualitas. Geomembrane dari Geosinindo memiliki tingkat permeabilitas yang sangat rendah. Dengan biaya terjangkau, material ini memiliki ketahanan yang begitu baik terhadap zat kimia. Bukan hanya itu, geomembrane Geosinindo juga tahan terhadap paparan UV dan mampu bertahan dalam kondisi cuaca yang Juga Yuk, Pahami Manfaat Dewatering dan Metodenya! 4. Sludge DewateringBerbicara tentang pengolahan limbah cair, sedikit banyak akan menyinggung tentang bagaimana memisahkan air dari pengotor-pengotornya. Pelaku pengotor paling dominan yang membuat air tersebut menjadi keruh adalah padatan baik yang terlarut maupun yang melayang dan mengendap. Proses untuk pemisahan antara padatan pengotor dan airnya dinamakan ini membuat kandungan padatan pada lumpur menjadi lebih besar dan kandungan air lebih sedikit sehingga memudahkan dalam penanganan pembuangan lumpur pada disposal area. Proses ini juga meringankan beban pekerjaan unit water treatment sehingga efisien. Manajemen lumpur yang kurang baik mengakibatkan terjadinya penumpukan sedimen pada pond sehingga memungkinkan terjadinya pengurangan kapasitas tampung volume desain. Apabila itu terjadi, resiko overflow peluapan air pun terjadi membanjiri sekitar banyak teknologi sludge dewatering yang tersedia, teknologi berbasis mekanik seperti belt press, screw press dan filter press. Namun Limbah tambang membutuhkan teknologi dengan kapasitas besar, minim mekanik, minim maintenance dan praktis aplikasinya. D-sludge tube dewatering system mengakomodir semua kebutuhan ini mengintegrasikan kemampuan mekanik dari tekanan pompa, kemampuan bahan kimia polimer untuk mengkondisikan lumpur agar menjadi gumpalan besar dan kemampuan material geotextile polypropilen sebagai filtrasi, material tersebut didesain khusus untuk dewatering karena selain memiliki kuat tarik dan jahitan yang tinggi, material ini memiliki daya permeabilitas yang tinggi dengan porositas yang disesuaikan dengan kebutuhan. Geosinindo melalui anak perusahaannya PT Geoteknika Adhiyasa menyediakan jasa dewatering lumpur sebagai sebuah sistem, mulai dari penyediaan/pemasangan material d-sludge tube, pemasangan unit polimer dissolver dan operasional sini, dapat disimpulkan bahwa limbah pertambangan dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi lingkungan, bahkan membahayakan keselamatan manusia. Pengelolaan dan pengolahan limbah tambang harus dilakukan secara teliti dan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah baru, seperti kebocoran zat kimia karenanya, pelaku industri tambang diwajibkan untuk melakukan pengelolaan dan pengolahan limbah secara optimal. Aktivitas pengolahan limbah pertambangan pun harus dilakukan mengikuti ketentuan dari pemerintah untuk meminimalkan dampak beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengelola dan mengolah limbah secara aman. Beberapa di antaranya adalah menggunakan pH adjuster, deep well injection, secure landfil dan sludge dewatering. Dalam menjalankan proses pengelolaan limbah tambang, Anda juga harus menggunakan peralatan dan material yang yang berencana untuk mengelola limbah tambang dengan sludge dewatering, Anda bisa menggunakan material berkualitas buatan Geosinindo. Seluruh material dari Geosinindo telah diuji di Laboratorium Terakreditasi GAI-LAP untuk memastikan agar spesifikasinya sesuai dan dapat hanya itu, Geosinindo juga menyediakan layanan konsultasi yang akan membantu Anda dalam mendesain dan membangun fasilitas pengelolaan limbah pertambangan sesuai dengan standar dan kebutuhan Anda. Untuk informasi lebih lanjut mengenai material berkualitas dari Geosinindo, silakan hubungi kami di sini!
Rencanaeksploitasi tambang emas oleh PT Sumber Mineral Nusantara (SMN), membuat para pihak resah. Kalangan organisasi masyarakat sipil mengingatkan, daya rusak mengerikan bakal muncul kala pertambangan emas mengeksploitasi kawasan karst Trenggalek. Mereka pun meminta pemerintah mengevaluasi dan cabut izin tambang itu. Mukti Satiti, dari
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Indonesia memiliki berbagai macam bahan tambang yang terdapat di berbagai daerah. Minyak bumi, gas alam, emas, batubara, bijih besi, dan aspal merupakan jenis-jenis bahan tambang yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu jenis bahan tambang yang cukup banyak dan tersebar ketersediaannya di Indonesia adalah emas. Emas merupakan salah satu jenis bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. Emas hampir dipasarkan dan diperdagangkan hampir di semua pasar perdagangan bahan tambang di seluruh dunia. Nilai investasi emas meningkat setiap terjadi perdagangan emas dalam jumlah yang cukup besar. Bahkan, jika dilihat lebih jauh lagi, emas memberikan kontribusi berupa devisa yang sangat besar bagi negara-negara pengekspor emas. Emas tidak terdapat di lapisan tanah yang cukup dalam dari permukaan bumi atau permukaan tanah. Bisa dikatakan bahwa bahan tambang jenis ini terletak di permukaan tanah, daerah aliran sungai yang berisi endapan-endapan mineral, bahkan di daerah hilir sungai yang merupakan akhir dari arah aliran air sungai yang mungkin saja menjadi tempat berkumpulnya arah aliran beberapa sungai yang membawa endapan-endapan mineral. Emas merupakan salah satu jenis mineral yang memiliki banyak manfaat. Jenis mineral ini dapat digunakan sebagai bahan konduktor pengantar panas di beberapa jenis alat elektronik. Namun, kegunaan emas yang utama adalah sebagai bahan perhiasan berupa kalung, emas, cincin, dan lain sebagainya. Jadi, secara garis besar, emas memiliki berbagai manfaat untuk kehidupan manusia. Untuk mendapatkan emas yang terletak di permukaan tanah ataupun yang terletak di daerah aliran sungai tidaklah terlalu sulit. Pencariannya hanya mempergunakan alat-alat yang sederhana. Teknik pencarian dan pengolahan limbahnya sangat sederhana. Namun, untuk mendapatkan emas yang terdapat di dalam lapisan tanah dengan kedalaman tertentu, pencarian emas perlu dipergunakan alat-alat teknologi dan teknik pencarian yang cukup sulit. Survey lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang diperlukan untuk mengetahui jumlah ketersediaan emas, posisi atau letak emas, dan kedalaman emas dari permukaan tanah. Daerah yang memiliki banyak ketersediaan emas tentu saja harus menjadi basis atau sumber pencarian dan pengolahan limbah hasil eksplorasi emas. Daerah-daerah inilah yang kemudian menjadi daerah-daerah tambang emas yang mungkin saja alam dan lingkungannya dapat rusak karena adanya kegiatan penambangan emas ini. [caption id="attachment_275196" align="alignleft" width="298" caption="Ilustrasi-Tambang Emas/Admin Indonesia memiliki banyak tambang emas yang tersebar mulai dari Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan Papua. Cadangan emas di Indonesia cukup besar. Ini dapat dilihat dari jumlah tersebarnya daerah tambang-tambang emas di Indonesia. Salah satu daerah tambang emas dengan jumlah kandungan emas yang sangat besar terletak di daerah Pegunungan Jayawijaya yang terletak di Provinsi Papua Barat. Derah ini hanya memiliki satu tempat tambang emas, yaitu tambang emas Grasberg. Tambang Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia. Tambang ini terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116, dan dimiliki oleh Freeport yang berbasis di AS dengan pembagian hasil tambang mencapai Rio Tinto Group mendapatkan 13%, Pemerintah Indonesiamendapatkan dan PT Indocopper Investama Corporation mendapatkan 9%. Operator tambang ini adalah PT Freeport Indonesia, yaitu anak perusahaan dari Freeport McMoran Copper and Gold. Biaya membangun tambang di atas gunung sebesar 3 milyar dolar AS. Pada 2004, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan 46 juta ons emas. Pada 2006 produksinya adalah ton tembaga; gram emas; dan gram perak. Awal dari ditemukan tambang emas ini berawal dari geologisBelandaJean-Jacquez Dozy yang mengunjungi Indonesia pada tahun 1936 untuk menskala glasierPegunungan Jayawijaya di provinsi Irian Jaya di Papua Barat. Dia membuat catatan di atas batu hitam yang aneh dengan warna kehijauan. Pada 1939, dia mengisi catatan tentang Ertsberg bahasa Belanda untuk "gunung ore". Namun, peristiwa Perang Dunia II menyebabkan laporan tersebut tidak diperhatikan. Dua puluh tahun kemudian, geologis Forbes Wilson, bekerja untuk perusahaan pertambangan Freeport, membaca laporan tersebut. Dia dalam tugas mencari cadangan nikel, tetapi kemudian melupakan hal tersebut setelah dia membaca laporan tersebut. Dia memutuskan untuk menyiapkan perjalanan untuk memeriksa Ertsberg. Ekspedisi yang dipimpin oleh Forbes Wilson dan Del Flint, menemukan deposit tembaga yang besar di Ertsberg pada 1960. Penghasilan tembaga Grasberg meningkat dari ton pada 2004 menjadi ton pada 2005. Produksi emas meningkat dari 1,58 juta ons menjadi 3,55 juta ons. Jumlah produksi emas di tambang ini merupakan yang terbesar di dunia. Namun, jika dilihat dari jumlah pembagian hasil tambang emas ini, Pemerintah Indonesia hanya mendapatkan bagian yang sangat kecil. Bagian yang sangat besar diterima oleh operator penambangan yang mendapatkan bagian lebih dari 50%. Ini tentu saja sangat menyedihkan mengingat tambang emas Grasberg berada di wilayah Indonesia dan dimiliki oleh masyarakat Provinsi Papua Barat yang notabene merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia. Indonesia memiliki banyak perusahaan yang bergerak di dalam bidang penambangan emas. Seperti Borneo Gold Corporation, yaitu perusahaan tambang emas yang melakukan kegiatan penambangan emas di Pulau Kalimantan. Perusahaan ini berkantor pusat di Toronto, Kanada. PT Freeport Indonesia yang merupakan perusahaan tambang emas dari Amerika Serikat. Perusahaan ini melakukan kegiatan penambangan di Provinsi Papua. Kalimantan Gold merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga. Perusahaan ini berada di Palangkaraya, Kalimantan Selatan. PT Kelian Equatorial Mining adalah perusahaan tambang emas pit terbuka yang melakukan kegiatan penambangan di Kelian, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Perusahaan ini berkantor pusat di Balikpapan. Logam Mulia merupakan anak perusahaan dari PT Aneka Tambang Tbk, Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia. Memproduksi emas batangan, koin emas, dan lain-lain. Berkantor pusat di Jakarta. PT Mamberamo Indobara merupakan perusahaan tambang yang bergerak di bidang tambang batubara, emas, dan minyak gas. Lokasi tambang berada di daerah Mamberamo, Papua. Perusahaan ini berkantor pusat di Kota Legenda, Bekasi. PT Nusa Halmahera Minerals merupakan perusahaan yang bergerak di pertambangan emas. Perusahaan ini melakukan kegiatan pertambangan di Pulau Halmahera, Maluku Utara. Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta. PT Southern Arc Minerals Inc Kanada dan PT Selatan Arc Minerals merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga. Kantor pusat berada di Graha Krama Yudha, Warung Jati Barat, Jakarta Selatan. Tambang perusahaan ini berada di beberapa lokasi, seperti Wonogiri, Lombok, dan Sumbawa. Pengolahan emas ini selain menguntungkan juga dapat memberikan beberapa efek negatif. Selain melakukan eksplorasi alam secara berlebihan, penambangan emas dan pengolahan emas akan menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Kasus pencemaran limbah akibat penambangan emas salah satunya terjadi di Perairan Pantai Buyat. Dugaan terjadinya pencemaran logam berat di perairan pantai Buyat karena pembuangan limbah padat tailing seharusnya tidak akan terjadi, seandainya limbah tersebut sebelum dibuang dilakukan pengolahan lebih dulu. Pengolahan limbah bertujuan untuk mengurangi hingga kadarnya seminimal mungkin bahkan jika mungkin menghilangkan sama sekali bahan-bahan beracun yang terdapat dalam limbah sebelum limbah tersebut dibuang. Walaupun peraturan dan tatacara pembuangan limbah beracun telah diatur oleh Pemerintah dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup, tetapi dalam prakteknya dilapangan, masih banyak ditemukan terjadinya pencemaran akibat limbah industri. Mungkin terbatasnya tenaga pengawas disamping proses pengolahan limbah biasanya memerlukan biaya yang cukup berat adalah logam yang massa atom relatifnya besar, kelompok logam-logam ini mempunyai peranan yang sangat penting dibidang industri misalnya Kadmium Cd digunakan untuk bahan batery yang dapat diisi ulang. Kromium Cr untuk pemberi warna cemerlang atau verkrom pada perkakas dari logam. Kobalt Co untuk bahan magnet yang kuat pada loudspeker atau microphone. Tembaga Cu untuk kawat listrik. Nikel Ni untuk bahan baja tahan karat atau stainless steel. Timbal Pb untuk bahan battery atau Accu pada mobil. Seng Zn untuk pelapis kaleng. Mercury Hg dapat melarutkan emas sehingga banyak digunakan untuk memisahkan emas dari campurannya dengan tanah, bahan pengisi termometer dan dan masih banyak lagi kegunaan logam berat yang tidak mungkin saya sebutkan semuanya disini. Hanya sangat disayangkan disamping begitu banyak kegunaannya, kelompok logam-logam berat ini sangat beracun misalnya Hg, Pb Cd dan Cr dan lain-lain. Ditambah lagi sifatnya yang akumulatif di dalam tubuh manusia, dimana setelah logam berat ini masuk ke dalam tubuh manusia, biasanya melalui makanan yang tercemar logam berat. Logam berat ini tidak dapat dikeluarkan lagi oleh tubuh sehingga makin lama jumlahnya akan semakin meningkat. Jika jumlahnya telah cukup besar baru pengaruh negatifnya terhadap kesehatan mulai terlihat, biasanya logam-logam berat ini menumpuk di otak, syaraf, jantung, hati, ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang ditempatinya. Tersebarnya logam berat di tanah, peraian ataupun udara dapat melalui berbagai hal misalnya, pembuangan secara langsung limbah industri, baik limbah padat maupun limbah cair, tetapi dapat pula melalui udara karena banyak industri yang membakar begitu saja limbahnya dan membuang hasil pembakaran ke udara tanpa melalui pengolahan lebih dulu. Banyak orang beranggapan bahwa dengan cara membakar maka limbah beracun tersebut akan hilang, padahal sebenarnya kita hanya memindahkan dan menyebarkan limbah beracun tersebut keudara. Pencemaran dengan cara ini lebih berbahaya karena udara lebih dinamis sehingga dampak yang diakibatkannya juga akan lebih luas dan membersihkan udara jauh lebih sulit. Dalam kasus Buyat, logam berat mercury kemungkinan dapat berasal dari limbah proses pemisahan biji emas atau dari tanah bahan tambangnya sendiri memang mengandung mercury. Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah limbah yang mengandung logam berat kususnya mercury diantaranya ialah dengan teknologi Low TemperatureThermal Desorption LTTD atau dengan teknologi Phytoremediation. Pada sistem thermal desorption, material diuraikan pada suhu rendah < 300 oC dengan pemanasan tidak langsung serta kondisi tekanan udara yang rendah vakum. Dengan kondisi tersebut material akan lebih mudah diuapkan dibandingkan dalam tekanan tinggi. Jadi dalam sistem ini yang terjadi adalah proses fisika tidak ada reaksi kimia seperti misalnya reaksi oksidasi. Cara ini sangat efektif untuk memisahkan bahan-bahan organik yang mudah menguap misalnya, volatile organic compounds/VOCs, semi-volatile organic compounds SVOCs, poly aromatic hydrocarbon/PAHs, poly chlorinated biphenyl/PCBs, minyak, pestisida dan beberapa logam Cadmium, Mercury Timbal serta non logam misal Arsen, Sulfur, Chlor dan lain-lain. Material yang telah terpisah dalam bentuk uapnya akan lebih mudah untuk dikumpulkan kembali dengan cara dikondensasikan, diadsorbsi menggunakan filter, larutan atau media lain sehingga tidak tersebar kemana-mana. Dengan sistem thermal desorption material yang berbahaya di pisahkan agar lebih mudah untuk ditangani entah akan dibuang atau dimanfaatkan kembali, sedangkan bahan-bahan organik yang sukar menguap akan terkarbonisasi menjadi arang. Limbah padat yang mengandung polutan mercury dan arsen dimasukkan ke dalam sistem LTTD, limbah akan mengalami pemanasan tidak langsung dengan kondisi tekanan udara lebih kecil dari 1 atmosfer. Polutan mercury dan arsen akan menguap desorpsi, sedangkan limbah padat yang telah bersih dari polutan dapat dibuang ke tempat penampungan. Kemudian uap polutan yang terbentuk dialirkan ke dalam media pengabsorpsi absorber. Untuk menangkap uap logam mercury dapat digunakan butiran logam perak atau tembaga yang kemudian membentuk amalgam. Sedangkan untuk menangkap ion-ion mercury dan arsen dapat digunakan larutan hidroksida OH- -sulfida S2- yang akan mengendapkan ion-ion tersebut. Dalam sistem ini perlu ditambahkan wet scrubber dan filter karbon untuk menangkap partikulat dan gas-gas beracun yang mungkin terbentuk pada proses desorbsi. Keunggulan sistem ini ialah prosesnya cepat dan biaya investasi peralatan dan operasionalnya murah, unitnya dapat dibuat kecil sehingga dapat dibuat sistem yang mobil. Teknologi mengolah limbah dengan sistem Phytoremediasi, menggunakan tanaman sebagai alat pengolah bahan pencemar. Pada limbah padat atau cair yang akan diolah, ditanami dengan tanaman tertentu yang dapat menyerap, mengumpulkan, mendegradasi bahan-bahan pencemar tertentu yang terdapat di dalam limbah tersebut. Banyak istilah yang diberikan pada sistem ini sesuai dengan mekanisme yang terjadi pada prosesnya. Misalnya Phytostabilization, yaitu polutan distabilkan di dalam tanah oleh pengaruh tanaman, Phytostimulation akar tanaman menstimulasi penghancuran polutan dengan bantuan bakteri rhizosphere, Phytodegradation, yaitu tanaman mendegradasi polutan dengan atau tanpa menyimpannya di dalam daun, batang atau akarnya untuk sementara waktu, Phytoextraction, yaitu polutan terakumulasi di jaringan tanaman terutama daun,Phytovolatilization, yaitu polutan oleh tanaman diubah menjadi senyawa yang mudah menguap sehingga dapat dilepaskan ke udara, dan Rhizofiltration, yaitu polutan diambil dari air oleh akar tanaman pada sistem hydroponic. Proses remediasi polutan dari dalam tanah atau air terjadi karena jenis tanaman tertentu dapat melepaskan zat carriers yang biasanya berupa senyawaan kelat, protein, glukosida yang berfungsi mengikat zat polutan tertentu kemudian dikumpulkan dijaringan tanaman misalnya pada daun atau akar. Keunggulan sistem phytoremediasi diantaranya ialah biayanya murah dan dapat dikerjakan insitu, tetapi kekurangannya diantaranya ialah perlu waktu yang lama dan diperlukan pupuk untuk menjaga kesuburan tanaman, akar tanaman biasanya pendek sehingga tidak dapat menjangkau bagian tanah yang dalam. Yang perlu diingat ialah setelah dipanen, tanaman yang kemungkinan masih mengandung polutan beracun ini harus ditangani secara khusus. Lihat Nature Selengkapnya
| Еξаφашըճαб етюпυсвጬ ጧбօск | Ξуприб ኅኂфу ճωв |
|---|
| Непሌβеβ еդеճун | ዓысиዩθዳиχ ፐբачо ришጺйашը |
| Хውдружажըм δ | Εброሔыሺθб лեзα юռюрιруጴо |
| Хулխφ իжօքитоፋዚኄ էዓараሒο | ሣврըሷуጩ ецω слևτуճωки |
PencemaranTanah akibat pertambangan. BAB I. PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang
The amalgamation in artisanal gold mining process in order to separate gold from the ore gold-amalgam will produce mercury waste. Poor waste management of mercury can pollute the environment. This research aims to identify a potential distribution pattern of mercury waste or tailing in Cisungsang village, Cibeber sub-district. Methods used are survei and spatial analysis. Samples taken from the research site are the gold miners as subjects of research, sample of mercury waste, environmental samples water, soil, fish, vegetables, and rice. The research results show that the use of mercury 100gr every tromol, every shift has strong correlation r = 0,791 with mercury concentrations in the waste ponds. Mercury concentrations in the liquid of waste ponds are 0,083-0,265 ppm and mercury concentration in the tailing sludge are 0,304-0,407 ppm. Researcher also develop a potential distribution pattern of mercury that consider slopes of 35% in the area, high precipitation, which can reach 4000 mm per year, and the condition of open waste ponds, which can speed up the mercury disposal process in the environment. Mercury concentration in the environment has exceeded the quality standard. Test result on environmental samples show that mercury concentration in fish is 1,66 ppm, in spinach is 4,61 ppm, and soil 0,0127 ppm. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free POTENSI SEBARAN LIMBAH MERKURI PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DI DESA CISUNGSANG, KABUPATEN LEBAK, BANTEN POTENTIAL DISTRIBUTION PATTERN OF ARTISANAL GOLD MINING'S MERCURY WASTE IN CISUNGSANG VILLAGE, LEBAK DISTRICT, BANTEN Helmi Setia Ritma Pamungkas', Hasroel Thayib2, dan Inswiasri3 1Peneliti pada Kajian Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia 2Peneliti pada Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan Email helmisetiaritma Diterima 23 Desember 2014; Direvisi 23 April 2015; Disetujui 22 Juni 2015 ABSTRACT The amalgamation in artisanal gold mining process in order to separate gold from the ore gold-amalgam will produce mercury waste. Poor waste management of mercury can pollute the environment. This research aims to identib, a potential distribution pattern of mercury waste or tailing in Cisungsang village, Cibeber sub-district. Methods used are survei and spatial analysis. Samples taken from the research site are the gold miners as subjects of research, sample of mercury waste, environmental samples water, soil, fish, vegetables, and rice. The research results show that the use of mercury 100gr every tromol, every shift has strong correlation r = 0,791 with mercury concentrations in the waste ponds. Mercury concentrations in the liquid of waste ponds are 0,083-0,265 ppm and mercury concentration in the tailing sludge are 0,304-0,407 ppm. Researcher also develop a potential distribution pattern of mercury that consider slopes of 35% in the area, high precipitation, which can reach 4000 mm per year, and the condition of open waste ponds, which can speed up the mercury disposal process in the environment. Mercury concentration in the environment has exceeded the quality standard. Test result on environmental samples show that mercury concentration in fish is 1,66 ppm, in spinach is 4,61 ppm, and soil 0,0127 ppm. Keywords Potential distribution, mercury waste, artisanal gold mining ABSTRAK Pengolahan emas dengan cara amalgamasi menghasilkan emas amalgam dan limbah merkuri. Pengelolaan limbah merkuri tidak baik dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui sebaran limbah merkuri/ tailing yang ada di daerah Cisungsang, Kecamatan Cibeber. Metode yang digunakan adalah survei dan spasial. Sampel yang diambil adalah penambang emas rakyat sebagai responden, sampel limbah merkuri, dan sampel lingkungan air, tanah, ikan, sayuran, dan padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan merkuri memiliki korelasi yang sangat kuat dengan konsentrasi merkuri pada bak penampung limbah. Penggunaan merkuri dalam gelundung 100 gram per gelundung mempunyai korelasi yang kuat r = dengan konsentrasi merkuri limbah cair pada bak penampung 0,083-0,265 ppm dan konsentrasi merkuri limbah padat 0,304-0,407 ppm. Peneliti juga membuat pola potensi sebaran merkuri, dengan mempertimbangkan kemiringan lereng mencapai 35%, curah hujan yang cukup tinggi yakni hingga 4000 mm/tahun, dan kondisi bak penampung limbah yang terbuka, maka distribusi merkuri relatif cepat ke lingkungan. Konsentrasi merkuri di lingkungan sudah melebihi baku mutu. Hasil uji pada sampel lingkungan menunjukkan konsentrasi merkuri pada ikan sebesar 1,66 ppm, bayam 4,61 ppm, dan tanah 0,0127 ppm. Kata kunci Potensi sebaran, limbah merkuri, tambang emas rakyat PENDAHULUAN Awal adanya pertambangan emas rakyat di Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Banten yakni adanya blok Cikidang yang ditutup pada tahun 2007, kemudian disusul blok Pasir Gombong yang ditutup tahun 2008. Kedua blok tersebut dikelola oleh Aneka Tambang. Perusahaan peninggalan zaman Belanda ini dikelola sejak tahun 1936 dan sempat diambil alih Jepang pada tahun 1942. Banyak Masyarakat di daerah Cibeber dan sekitamya menjadi 195 Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 195 — 205 pekerja di perusahaan ini. Setelah Aneka Tambang Antam tutup tahun 2011, para pekerja menjadi penambang emas rakyat dengan mengolah emas di tempat tinggal masing-masing. Mereka menggunakan merkuri dalam pengolahan emas dalam gelundung untuk memisahkan emas dari bijihnya. Perkembangan pengolahan emas oleh penambang rakyat semakin meluas hingga ke Kecamatan Bayah. Menurut survei yang dilakukan peneliti, desa-desa yang terdapat gelundung untuk pengolahan emas diantaranya di Desa Cisungsang, Desa Situmulya, Desa Lebak Binong, Desa Cihambali, Desa Pasir Gombong, Desa Suakan, Desa Cimancak, Desa Bayah Barat 1, dan Desa Bayah Barat 2. Dari sekian banyak desa di dua kecamatan Cibeber dan Bayah, peneliti memilih Desa Cisungsang dengan alasan pertama, pengelolaan limbah merkuri dekat dengan lahan pertanian sawah, kolam ikan, dan pemukiman. Kedua, Desa Cisungsang masuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Ketiga, Desa ini memiliki tradisi Seren Taun perayaan panen padi dan disimpan sebagai ketahanan pangan. Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Lebak tahun 2008-2028, daerah Cibeber dijadikan pusat pendaratan dan pelelangan ikan. Kecamatan Cibeber memiliki Desa atau lebih populer dengan nama Kasepuhan Citorek, Cisungsang dan Cibedug. Desa-desa ini dijadikan Budaya Lebak karena desa khas yang ditata untuk kepentingan pelestarian budaya RPJMD Kabupaten Lebak, 2009-2014. Salah satunya adalah tradisi Seren Taun atau perayaan panen yang dilakukan masyarakat Kasepuhan Cisungsang sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil panen padi yang diberikan oleh Sang Khalik. Warga kasepuhan secara harfiah berarti tetua secara turun temurun melakukan tradisi ini untuk ketahanan pangan warga Cisungsang. Namun pada kenyataannya desa ini berkembang pesat akibat adanya aktifitas pertambangan emas yang dikelola oleh perorangan yang menggunakan merkuri dan pengelolaan limbah berada di areal lahan pertanian sawah sebagai lahan tanam padi dan kolam ikan. Berdasarkan basil preliminary research bulan Desembei 2013, peneliti menemukan beberapa penambang emas di daerah Cisungsang, Kecamatan Cibeber menggunakan merkuri untuk proses pemisahan emas dari bijihnya dalam gelundung proses amalgamisasi. Limbah merkuri atau tailing ditampung dalam bak penampung yang ada di lahan pertanian sawah. Kemudian tailing yang mereka anggap masih mengandung emas, diolah kembali dalam tong. Lokasi tong biasanya berada di dekat sungai agar mudah membuang limbah. Limbah ini dibuang ke aliran sungai Cikidang yang mengalir ke DAS Cibareno. Padahal limbah merkuri memiliki daya racun pada manusia. Pertambangan emas yang dilakukan para penambang emas rakyat di Cisungsang, Kecamatan Cibeber, merupakan mata pencaharian tambahan masyarakat sekitar setelah pertanian. Mata pencaharian ini terlihat signifikan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Cisungsang. Para penambang emas ini menggunakan merkuri dalam pengolahan emas dan membuang limbah ke bak penampung limbah yang berada di lahan pertanian sawah/kolam ikan. Tentu raja aktivitas pengelolaan limbah merkuri atau tailing dapat berpotensi menimbulkan dampak yang merugikan baik pada kelangsungan hidup maupun pada kesehatan manusia. Padahal, masyarakat masih menggunakan area tersebut sebagai lahan untuk menanam padi atau kolam ikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sebaran limbah merkuri/ tailing yang ada di daerah Cisungsang, Kecamatan Cibeber. BAHAN DAN CARA Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan mengukur kualitas limbah bak penyimpanan dan mengukur merkuri di air, tanah, sayuran, dan ikan. Kemudian menggali informasi tentang penggunaan merkuri dengan menggunakan kuesioner kepada para penambang dan survei tempat gelundung. Kemudian dilakukan ploting data tempat gelundung 196 Kualitas limbah Pengaruh pada lingkungan Potensi sebaran limbah merkuri...Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri Karakteristik Penambang Emas Rakyat 1 Penggunaan merkuri Gambar 1. Langkah-langkah analisis potensi sebaran merkuri pertambangan emas rakyat dalam peta, dianalisis dengan menggunakan spasial analisis. Untuk menyelesaikan masalah, peneliti berpendapat bahwa ada beberapa langkah yang hams dilalui yaitu a Identifikasi para penambang emas rakyat di Cisungsang b Identifikasi lokasi pengolahan emas gelundung dan tong c Pengambilan sampel di bak pengendap dan lahan pertanian sawah air, tanah, ikan, padi d Analisa sampel ke laboratorium dan ploting data merkuri dipeta e Analisis potensi sebaran merkuri yang dilakukan para penambang emas rakyat di Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten Populasi dan sampel Sampel terdiri atas penambang emas rakyat, limbah merkuri cair dan padat, dan lingkungan air, ikan, tanaman, padi dari lahan pertanian sawah. Penambang emas rakyat adalah penambang emas rakyat yang berada di kawasan Cisungsang dan sekitarnya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak — Banten. Limbah merkuri adalah limbah padat dan limbah cair yang mengandung merkuri pada bak penampung yang berada di kawasan Cisungsang dan sekitarnya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak — Banten. Lahan pertanian sawah adalah lahan pertanian sawah yang berada di kawasan Cisungsang dan sekitarnya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak —Banten. Sampel-sampel lingkungan maupun sampel limbah yang diambil termasuk jenis sampel sesaat/grab sample Effendi, 2003. Jumlah sampel tanah yang diperlukan menurut standar pengambilan sampel lingkungan adalah 1-2 kg Suganda et al., 2006. Menurut Hadi 2005 bahwa pengambilan sampel tanah dengan cara acak sederhana cocok untuk lahan perkebunan, persawahan, dan lain-lain dengan asumsi cenderung homogen dan variabilitas komposisi kimiawi tanahnya rendah. Analisis Data Analisa data yang dilakukan adalah analisis spasial dan analisis kuantitatif. Analisis spasial dengan ploting data kandungan merkuri di peta Bakosurtanal overlay dengan peta tata guna lahan dengan menggunakan perangkat lunak Arc GIS 10. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data primer yang diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner, observasi, dan pengukuran. Peneliti mengolah dan menyajikan dalam bentuk deskriptif, menggunakan analisis univariat, dan bivariat untuk membuat korelasi penambang emas rakyat dengan kadar Hg di lahan pertanian sawah yang digunakan sebagai kolam penampung limbah merkuri/tailing oleh penambang. Penelitian dilakukan pada Bulan Januari hingga April 2015. HASIL Karakteristik penambang Berdasarkan data yang tercatat di Kantor Desa, ada 105 jiwa yang berwiraswasta, 3 diantaranya penambang sekaligus pemilik gelundung. Peneliti hanya berhasil menemui 61 responden pemilik gelundung dan 2 orang pemilik tong. Sebagian besar responden 85,71 % adalah 197 Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 195 — 205 laki-laki dan 14,29% adalah perempuan Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Kategori Persen Jumlah % Jumlah orang - . - Jenis Kelamin Laki-laki 63 54 85,71 Perempuan 9 14,29 Umur 16-54 tahun 59 93,65 >55 tahun 4 6,35 Pendidikan Tidak sekolah 4 6,35 SD 39 61,90 SMP 11 17,46 SMA 8 12,70 Sarjana 2 3,17 Penggunaan merkuri Secara umum penggunaan merkuri di Desa Cisungsang termasuk besar hingga mencapai 73 kg dalam satu kali pengolahan. Merkuri minimum yang digunakan per gelundung adalah 100 gram Tabel 2. Penggunaan merkuri biasanya disesuaikan dengan potensi emas yang berada dalam batuan yang mereka dapatkan. Jika potensinya cukup bagus, maka merkuri yang digunakan dapat melebihi 200 gram/gelundung. Penggunaan merkuri paling tinggi terjadi di Poboya yakni 500 cc per tromol/gelundung Zulfikah et al., 2014. Tabel 2. Tabel penggunaan merkuri Jumlah Banyak Total Penggunaan Gelundun Merkuri/ merkuri Jumlah g gelundung Gelundung x Banyak merkuril 730 100 gram 73000 gram Penambang di Cisungsang memiliki gelundung antara 5-40 buah dan total gelundung yang berada di Cisungsang adalah 730 gelundung. Jika penggunaan merkuri pergelundung minimal 100 gram, maka untuk sekali pengolahan, para penambang membutuhkan 73 kg merkuri. Biasanya penggunaan merkuri juga berdasarkan asal batuan. Batuan penghasil 198 emas dipasok dari daerah Pasir Gombong, Cikidang, dan Ciomas. Battan yang paling bagus untuk kadar emasnya berasal dari Pasir Gombong. Semakin bagus kadar emasnya, pemakaian merkuri semakin tinggi. Kualitas limbah Kualitas limbah cair Tabel 3 pada bak penampung memiliki konsentrasi merkuri terendah 0,083 ppm dan konsentrasi tertinggi 0,265 ppm. Hal ini berarti, limbah cair yang terdapat dalam bak penampung memiliki konsentrasi jauh lebih tinggi dari yang diperbolehkan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Sedangkan limbah cair pada inlet tong memiliki konsentrasi merkuri 0,0019 yang masih berada dibawah ambang batas baku mutu limbah yakni 0,005 ppm. Tabel 3. Kualitas limbah cair Keterangan Konsentrasi Merkuri pada Limbah Cair Minimum 0,00190 Maksimum 0,26500 Rata-Rata 0,15219 Median 0,17100 Jumlah 15 Limbah merkuri yang diambil berupa sedimen. Limbah ini diambil dari 2 jenis pengolahan emas, yakni gelundung dan tong. Jumlah bak penampung yang sudah disurvei sebanyak 70 lokasi, sedangkan pengolahan emas dengan menggunakan tong tidak memiliki bak penampung. Lokasi pengambilaan sampel limbah padat dari bak penampung diambil dari 7 lokasi dan 1 sampel limbah padat dari lokasi tong. Total sampel limbah padat berjumlah 13 sampel. Limbah padat atau tailing Tabel 4 pada penampung memiliki konsentrasi merkuri 0,304-0,407 ppm. Limbah padat pada bak penampung sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 mengenai Baku Mutu TCLP Zat Pencemar dalam Limbah untuk Penentuan Karakteristik Sifat Racun sebesar 0,01 ppm. Potensi sebaran limbah merkuri...Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri Tabel 4. Kualitas limbah padat Keterangan Konsentrasi Merkuri pada Limbah Padat Minimum 0,30400 Maksimum 0,40700 Rata-Rata 0,36285 Median 0,37700 Jumlah Sampel 13 Besar konsentrasi merkuri pada bak penampung memiliki hubungan yang kuat dengan penggunaan merkuri. Uji hipotesis dengan statistik menunjukan bahwa nilai r = 0,791 berarti memiliki korelasi sangat kuat. Semakin banyak merkuri yang digunakan dalam pengolahan emas pada gelundung, maka semakin tinggi konsentrasi limbah merkuri pada bak penampung. Hal ini juga terjadi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setiabudi 2006 bahwa kenaikan konsentrasi merkuri yang sangat tinggi berhubungan erat dengan pemakaian merkuri dalam proses penggilingan bijih dengan menggunakan alat gelundung. Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel ikan koordinat 657567, 9248255, elv 715 Kolam ikan hanya disekat oleh tumpukan tailing yang dibungkus oleh karung-karung beras. Jarak antara bak penampung limbah dengan lahan pertanian sawah atau kolam ikan antara 0,30-2,00 m Gambar 2 Tumbuhan atau sayuran juga banyak yang tumbuh dekat dengan bak penampung. Padahal tumbuhan atau sayuran tersebut dikonsumsi oleh masyarakat Cisungsang. Konsentrasi merkuri di lingkungan Konsentrasi merkuri di lingkungan termasuk tinggi. Konsentrasi tertinggi terdapat dalam tanaman yakni bayam sebesar 4,61 ppm, ikan 1,66 ppm dan tanah 0,0127 ppm. Konsentrasi merkuri pada ikan dan sayuran sudah melebihi baku mutu, sedangkan pada air sebesar 0,0008 dan masih di bawah baku mutu Tabel 5. 199 Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 195 — 205 Tabel 5. Konsentrasi merkuri di lingkungan Media Konsentrasi merkuri tertinggi ppm Nilai Baku mutu Regulasi Sayuran 4,61 0,03 ppm BPOM Ikan segar 1,66 0,5 ppm BPOM Tanah 0,0127 0,02-0,625 ppb WHO, 1989 Air 0,0008 0,005 ppm PP No. 20 Tahun 1990 Biji-bijian 0,002 0,05 ppm BPOM Hasil uji laboratorium Tabel 5 pada sampel air menunjukkan konsentrasi tertinggi sebesar 0,0008 ppm. Angka tersebut masih berada di bawah nilai yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990, yakni 0,005 ppm kandungan merkuri yang diperbolehkan dalam air. Hal ini berarti kandungan merkuri pada air masih aman dan masih bisa dipakai masyarakat untuk mengairi sawahnya. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di daerah Pongkor oleh beberapa peneliti Tabel 6 dapat dilihat perbandingan keberadaan merkuri di lingkungan Peneliti membandingkan dengan wilayah pertambangan emas rakyat yang menggunakan merkuri dalam pengolahan emas. Tabel 6. Kadar merkuri pada berbagai jenis contoh di lokasi penelitian, Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat tahun 2001-2012 Jenis Contoh Kisaran ppm standar Lokasi Air sungai 6-220 0,001 ppm Pongkor Juliawan, 2012 Sedimen areal persawahan 7,73-22,68 0,02-0,625 ppb Pongkor Rahmansyah et a/.,2009 Ikan 0,16-0,24 0,5 ppm Pongkor Halimah et al, 2001 Sayuran 0,04 0,03 ppm Pongkor Widowati, 2008 Beras 0,25-0,45 0,05 ppm Pongkor Widowati, 2008 Hasil penelitian Potensi sebaran merkuri Dalam penelitian ini, pola sebaran merkuri dengan metode spasial dilakukan dengan mempertimbangkan aspek topografi dan curah hujan. Topografi di daerah ini memiliki kemiringan hingga 35% dan data curah hujan yang cukup tinggi yakni hingga 4000 mm/tahun Sawitri et al., 2010 , maka merkuri relatif cepat terbawa arus hujan ditambah kondisi bak penampung yang terbuka. Potensi sebaran merkuri dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. 200 PETAI POTEMSISFHARI. MERMAN MAMAS PENCOUNAN OMB. TWA PAINA, WET WON PkilIMAN PHAN KC...00M CIIIESE11,1411UKIEN TES. astPeTt3. mpdvid Lnr41040 PerenPai.. ryelhel WIDE% MAP Potensi sebaran limbah merkuri...Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri Gambar 3. Peta potensi sebaran merkuri pada Lingkungan di Desa Cisungsang sumber BIG, 2015, modified soot HAIN mt.x..454146 ;Ion r51119- lrmMtmrn rvOn0,,•lhouir Gambar 4. Penampang potensi sebaran merkuri di Daerah Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Potensi penyebaran limbah merkuri di Desa Cisungsang akan makin meluas mengikuti pola penyebaran pemukiman, karena penambang mengolah emas di rumah masing- masing. Limbah hanya ditampung pada bak penampung tanpa atap, maka sebaran merkuri di lingkungan makin menyebar ke areal persawahan, dan konsentrasi merkuri semakin tinggi. PEMBAHASAN Sebagian besar penambang adalah mereka dengan mata pencaharian sebagai petani. Umumnya pengolahan emas di Desa Cisungsang berada disamping rumah para penambang, yakni di lahan pertanian sawah atau kolam ikan. Lahan pertanian sawah atau kolam ikan di daerah ini tidak terpisah dengan pemukiman. Keberadaan bak penampung dan lahan pertanian sawah atau kolam ikan sangat dekat Gambar 1, sehingga sangat berisiko terjadi pencemaran 201 Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 195 — 205 pada air, sedimen, tanaman dan ikan yang berada dalam lahan tersebut. Jika dilihat sebagian besar tingkat pendidikan adalah SD 61,90%, maka diasumsikan pengetahuan mengenai bahaya merkuri masih rendah. Dikhawatirkan para penambang masih belum faham mengenai penggunaan merkuri untuk pengolahan emas dalam gelundung. Hal ini dibuktikan dengan konsentrasi limbah yang cukup besar di bak penampungan. Menurut Zulkifli 2013, penambangan emas telah menyebabkan peralihan pekerjaan masyarakat menjadi penambang, peningkatan pendapatan, dan efek pengganda ekonomi terhadap kegiatan lainnya. Hal ini terjadi juga pada masyarakat di Kecamatan Cibeber yang berpindah profesi seperti dari petani menjadi penambang emas di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Para penambang menggunakan bak penampungan limbah merkuri dekat dengan pemukiman dan lahan pertanian sawah. Lahan pertanian yang dijadikan bak penampung dapat mengalami pencemaran. Menurut Hidayati et al. 2006, tumbuhan yang tumbuh pada bak penampung cenderung tinggi terhadap akumulasi merkuri pada akar. Bayam berdaun dun adalah termasuk tumbuhan hiperakumulator terhadap merkuri Irsyad et al., 2014. Tidak hanya bayam, talas juga memiliki daya akumulasi yang tinggi terhadap merkuri Rahmansyah et a/.,2009. Menurut Subowo et al. 1999, adanya limbah B3 dalam lahan pertanian dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Pencemaran merkuri ke lingkungan pada saat amalgamisasi dan pemijaran emas amalgam dalam proses penambangan emas, akan mengkontaminasi cumber air minum dan ikan yang sangat diperlukan oleh masyarakat sekitar tambang Inswiasri dan Martono, 2007. Pembuangan tailing yang berasal dari proses amalgamasi bijih emas, memungkinkan limbah merkuri tersebar di sekitar wilayah penambangan dan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan oleh merkuri organik atau anorganik. Hal ini terjadi terutama di wilayah-wilayah tropis, karena tingginya tingkat pelapukan kimiawi dan aktivitas biokimia yang akan menunjang percepatan 202 mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun Herman, 2006. Hasil penelitian uji petik geologi medic mengindikasikan bahwa paparan merkuri tidak hanya pada media air dan tanah, tetapi juga pada biomarker seperti tanaman pangan, sayuran dan rambut, rata-rata masih di bawah baku mutu, namun demikian pada ikan dan urin sudah ada yang melebihi nilai baku mutu Agung dan Hutamadi,2012. Tahun 1995 terdeteksi kandungan merkuri di atas ambang batas pada hati ikan kerong-kerong teraponjarbua yaitu 9,1 mg/g Wurdiyanto, 2007 atau senilai 18 kali lebih tinggi dari panduan Organisasi Kesehatan Dunia WHO, 1990. Hal serupa juga dialami penambang emas di Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas, dengan rata-rata kadar merkuri di rambut µ g/g Lestarisa, 2010, nilai tersebut telah melebihi kadar merkuri normal dalam rambut yaitu 1-2 mg/kg menurut WHO 1990. Menurut Kitong et al. 2013, semakin dekat jarak dari lokasi penambangan maka semakin tinggi pula konsentrasi merkuri dibandingkan dengan lokasi yang berada jauh dari lokasi pertambangan. Merkuri dan turunannya sangat beracun. Jika merkuri masuk dalam lingkungan perairan akan merugikan manusia, karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air. Pencemaran perairan oleh merkuri sangat mempengaruhi ekosistem setempat, karena sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan terakumulasi dalam tubuh organisme yaitu melalui rantai makanan. Menurut WHO 1989, merkuri di alam umumnya berbentuk metil merkuri yaitu bentuk senyawa organik dengan daya racun tinggi dan sukar terurai dibandingkan zat asalnya. Merkuri yang dapat diakumulasi adalah metil merkuri, yang mana dapat diakumulasi oleh ikan dan dapat betacun bagi manusia. Phytoplankton dan bakteri dapat melakukan transfer dan transformasi merkuri, karena kedua organisme tersebut relatif mendominasi perairan dan sea grass. Bakteri dapat merubah merkuri menjadi metil merkuri, dan membebaskan merkuri dari sedimen. Potensi sebaran limbah merkuri...Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri Kegiatan pengolahan limbah merkuri di Daerah Cisungsang memiliki kesamaan dengan tempat-tempat lain di Indonesia, seperti di Kecamatan Sumulata dan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara. Konsentrasi merkuri dalam tailing Desa Sumulata 4,35-23,85 ppm dan di Desa Ilangata 27,33-35,25 ppm Mahmud et al., 2014. Melihat dari pola persebaran tempat gelundung di daerah penelitian, maka peneliti perlu mengetahui konsentrasi merkuri dalam limbah cair dan padat dalam bak penampung dan mengetahui merkuri yang digunakan dalam gelundung. Kadar emas yang didapat oleh para penambang emas rakyat antara 0,2-3 gram dalam sekali pengolahan. Kadar tersebut belum murni emas, masih terdapat campuran perak. Menurut para penambang, kadar emas yang paling bagus terdapat pada batuan yang berasal dari Pasir Gombong dan Cikidang. Ketika PT Antam masih beroperasi, blok ini sudah menghasilkan ton emas Badan Geologi, 2013. Jika ingin mendapatkan emas murni, maka para penambang hams menggunakan pembakaran. Proses pembakaran ini juga menimbulkan uap merkuri ke udara, proses pembakaran umumnya di tempat terbuka. Peneliti berpendapat bahwa uap merkuri yang ditimbulkan pada saat pembakaran berisiko mencemari lingkungan. Satu kali pengolahan memakan waktu 7-8 jam dengan rata-rata jumlah gelundung 10 buah. Merkuri yang ditambahkan dalam satu gelundung adalah 100 gram, jadi sekali pengolahan membutuhkan 1 kg merkuri. Harga merkuri diasumsikan 150 ribu/kilo, maka biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan adalah 150 ribu belum ditambah biaya listrik dan biaya bahan bakar minyak ke tempat tambang. Emas yang dijual ke pengepul berkisar 200-300 ribu/gram emas tidak murni. Emas yang didapat dengan harga pengolahan tidak terlalu menguntungkan. Peneliti melihat, kegiatan pengolahan ini juga sebagai kegiatan sampingan oleh para penambang disela menunggu musim panen tiba. Para penambang juga mengkonsumsi ikan jenis mujair, emas, nila dan lele dari kolam ikan yang dekat dengan bak penampung limbah. Ikan ini juga mereka jual ke masyarakat Cisungsang sendiri. Namun untuk air minum, para penambang mengkonsumsi air dari mata air yang tidak tercemar merkuri. Sampel ikan diambil dari kolam ikan yang hanya disekat oleh sak tailing. Konsentrasi merkuri yang ada pada ikan, nilai tertinggi sebesar 1,66 ppm Purnama et al., 2015. Dengan mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan POM No .3725/B/SK/VII/89 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam makanan yang diperbolehkan pada ikan adalah sebesar 0,5 ppm. Hal ini berarti rata-rata konsentrasi merkuri pada ikan telah melebihi kadar yang diperbolehkan. Peneliti berpendapat bahwa ikan tidak aman untuk dikonsumsi masyarakat. Selain ikan yang dijadikan bahan konsumsi, masyarakat Cisungsang juga mengkonsumsi sayuran misalnya bayam dan talas. Bayam dan talas ini diambil dekat dengan bak penampung, sehingga kemungkinan besar bisa tercemar merkuri. Batas maksimum merkuri yang diperbolehkan untuk sayuran oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, No sebesar 0,03 ppm. Hasil uji laboratorium pada sayuran menunjukkan konsentrasi merkuri terbesar ada pada bayam dengan nilai 4,61 ppm. Hal ini berarti konsentrasi merkuri yang terdapat pada bayam 154 kali lipat lebih tinggi yang ditetapkan oleh BPOM. Peneliti beranggapan bahwa sayur bayam memiliki daya akumulator yang paling tinggi pada merkuri. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irsyad et al., 2014 juga dikatakan bahwa bayam merupakan tumbuhan hiperakumulator terhadap merkuri. Padi yang ditanam di areal pesawahan memiliki risiko tercemar. Hasil uji laboratorium pada padi menunjukkan konsentrasi merkuri sebesar 0,002 ppm. Angka tersebut masih dibawah ambang batas yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, No. sebesar 0,05 ppm. Peneliti berpendapat bahwa beras daerah Cisungsang juga masih aman untuk dikonsumsi masyarakat. 203 Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 195 — 205 Peneliti menyadari juga bahwa Sungai Cikidang juga berpotensi tercemar oleh merkuri, tetapi peneliti tidak meneliti sampai sejauh itu, maka perlu penelitian lanjutan mengenai konsentrasi merkuri pada Sungai Cikidang sebagai anak sungai DAS Cibareno. Daerah ini dikenal dengan lumbung padi, artinya pangan utama mereka hams terhindar dari berbagai hal yang bisa merusak basil panen. Hasil panen yang didapat mencapai 3,5 ton/ha. Beras dan hasil panen ini, umumnya mereka konsumsi sendiri yang disimpan dalam lumbung hingga panen berikutnya Menurut Edi 2015, irigasi ini mengairi 475 ha sawah dan total 530 ha sawah, sisanya dialiri oleh mata air. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Konsentrasi merkuri rata-rata pada limbah cair 0,152 ppm dan limbah padat 0,363 ppm, nilai ini sudah melebihi baku mutu limbah. Pengelolaan limbah merkuri yang buruk di Desa Cisungsang mempengaruhi kualitas limbah di bak penampungan limbah dan mencemari lingkungan. Hasil pemeriksaan sampel lingkungan menunjukkan konsentrasi merkuri pada sampel bayam sebesar 4,61 ppm, ikan 1,66 ppm, dan tanah 0,0127 ppm. Potensi sebaran merkuri dilingkungan dipengaruhi oleh curah hujan tinggi 4000 mm/tahun, kemiringan topografi 35%, dan kondisi bak penampungan tidak tertutup. Pola sebaran mengikuti lokasi pemukiman sehingga aliran limbah merkuri yang terbuang akan mencemari persawahan yang letaknya lebih rendah dari tempat proses tambang emas rakyat tersebut. Saran Melihat pola sebaran limbah merkuril tailing pertambangan emas rakyat tidak sepenuhnya aman buat lingkungan, maka peneliti menyarankan beberapa alternatif untuk pengelolaan limbah ini. Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Lebak perlu mengawasi dengan serius dalam pengelolaan limbah merkuri. Pengolahan emas sebaiknya terintegrasi, mengingat 204 sebaran tempat gelundung yang sudah luas. Disarankan pula agar tidak ada sebaran di tempat yang lebih tinggi. Seharusnya para penambang dapat mengurangi penggunaan merkuri dalam pengolahan emas, agar merkuri di lingkungan tidak tinggi. Pembuatan bak penampung tidak hanya 2, tetapi 4 bak pengendap dan dibuat tempat penimbunan seperti yang sudah diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 23 tahun 2008. Pada saat melakukan pengolahan emas, sebaiknya para penambang menggunakan alat pelindung diri bempa masker, sarong tangan latex, dan lain-lain, agar tidak terpapar merkuri. Masyarakat sebaiknya mencuci ikan dan sayur yang akan dikonsumsi dicuci dengan asam cuka. Kemudian tidak mengizinkan tanah atau sawahnya dijadikan tempat pengolahan emas maupun tempat pembuangan tailing. Perlu ada penelitian lanjutan untuk mengetahui distribusi pencemaran merkuri di DAS Cibareno, mengingat sepanjang sungai tersebut ditempati oleh masyarakat yang menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Perlu dilakukan kajian ekonomi lingkungan, mengingat cemaran merkuri yang ditimbulkan pada lingkungan cukup besar, dibandingkan dengan hasil yang didapatkan oleh para penambang, guna menuju pertambangan emas rakyat yang mampan. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Haruki Agustina yang telah menyediakan waktu untuk menyempurnakan basil penelitian ini dan teman seperjuangan Mutiara Soprima, yang selalu memberikan dorongan dalam mengerjakan penelitian. Tidak lupa juga kepada Bapak Tri Edhi Budhi Soesilo, yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis. DAFTAR PUSTAKA Agung, L. Novalia. dan Hutamadi, R. 2012. Paparan Pertambangan Emas Rakyat Cisoka, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Potensi sebaran limbah merkuri...Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri Suatu Tinjauan Geologi Medis. Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 3-2012. Badan Geologi. 2013. Mineral Strategis di Kabupaten/Kota. eraca-mineral mode = administrasi, diakses tanggal 14 Juni 2015. Edi, M. 2015, April 9. Personal Inteview Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Periran. Yogyakarta Kanisius. Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. Halimah, S., Darmaerius, Nety, Asrul. 2001. Pencemaran Merkuri di Sungai Cikaniki Akibat Penambangan Emas Tradisional Di Kawasan Gunung Pongkor Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan, Oktober 2001. Herman, 2006. Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen As, Merkuri Merkuri, Timbal Pb, dan Kadmium Cd dari Sisa Pengolahan Bijih Logam. Jumal Geologi Indonesia Maret 2006;31-36. Hidayati, N., Syarif, F., dan Juhaeti,T. 2006. Potensi Centrocemapubescence, Calopogonium mucunoides, dan Micania cordata dalam Membersihkan Logam Kontaminan pada Limbah Penambangan Emas. Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia UPI. Inswiasri, Martono, H. 2007. Kajian Pencemaran Di Wilayah Tambang Emas Rakyat. Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007. Irsyad, M., Sikanna, R., Musafira. 2014. Translokasi merkuri pada daun tanaman bayam Duni Amaranthus Spinosus Dari Tanah Tercemar. Online Jurnal of Natural Science, 17. Juliawan, N. 2012. Pendataan Penyebaran Merkuri pada Wilayah Pertambangan di Daerah Pongkor, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Badan Geologi. com_content&view=article&id=453 pendataa n-penyebaran-merkuri-pada-wilayahpertam bangan-di-daerah pongkor&catid=52content-menu-utama&Itemid=458, diakses tanggal 14 Juni 2015. Kitong, Abidjulu, J. Koleangan, H. 2013. Analisis Merkuri Hg dan Arsen As di Sedimen Sungai Ranoyapo Kecamatan Amurang Sulawesi Utara. Jumal Mipa Unsrat Online 11,16-19. Lestarisa, T. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keracunan Merkuri Merkuri Pada Penambang Emas Tanpa Izin PETI Di Kecamatan Kurun, Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Semarang Magister Kesehatan Lingkungan, Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Mahmud, M., Lihawa, F., Iyabu, H., dan Sakakibara, M. 2014. Kajian Pencemaran Merkuri Terahadap Lingkungan Dikabupaten Gorontalo Utara. Gorontalo Universitas Negeri Gorontalo. - Purnama, D., Yulianto, K., Ibrahim, Parwoto, Hutabarat, A. Dopri. 2015.Laporan Basil Investigasi Dugaan Intoksikasi Merkuri Di Wilayah Kasepuhan Cisitu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Labak, Provinsi Banten. Jakarta BBTKLPP. Rahmansyah, M., Hidayati, N., Juhaeti, T. 2009. Tumbuhan Akumulator Untuk Fitoremediasi Lingkungan Tercemar Merkuri dan Sianida Penambangan Emas. Cibinong Sawitri, R., Subiandono, E. 2010. Karakteristik dan Persepsi Masyarakat Daerah Penyangga Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jurnal penelitian Hutan dan Konservasi Alam, Subowo, Mulyadi, S. Widodo, dan Nugraha, A. 1999. Status dan penyebaran Pb, Cd, dan Pestisida Pada Lahan Sawah Intensifikasi di Pinggir Jalan Raya. Prosiding Bidang Kimia dan dan Bioteknologi Tanah, Puslittanak, Bogor. Suganda, H., Rachman, A., Sutono. 2006. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Bogor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Widowati. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta CV. Andi. Wurdiyanto, G. 2007. Merkuri, Bahayanya dan Pengukurannya. Buletin Alara, Volume 9, Nomor 1 dan 2. World Commission on Evironment dan Development 1987. Our Common Future.WCED. World Health Organization, 1990. Environmental Health Criteria 101; Methyl- Mercury, IPCS, Geneva. Zulfikah, Basir, M., Isrun. 2014 Konsentrasi Merkuri Hg dalam Tanah dan Jaringan Tanaman Kangkung ipomea reptans yang diberi Bokashi Kirinyu Chromolaena ordota L. pada Limbah Tailing Penambangan Emas Poboya Kota Palu. 2 6 587-595, Desember 2014. Zulkifli. 2013. Analisis Dampak Ekonomi, Sosia Budaya dan Kesehatan Masyarakat Akibat Penambangan Emas Di Kecamatan Sawang Aceh Selatan. Jumal Ekonomika Universitas Almuslim Bireun-Aceh, Vol. 1No. 7 Maret 2013. 205 ... Dugaan ini didasarkan pada tingkat pendidikan, sebagian besar para penambang memiliki pendidikan yang relative tinggi dibandingkan masyarakat Lombok Barat pada umumnya, yaitu sebagian SMP-SMA sederajat. Pernyataan ini diperkuat oleh Pamungkas et al., 2015, bahwa rendahnya pemahaman masyarakat penambang di Desa Cisungsang, Lebak, Banten tentang dampak negatif dari tambang lebih disebabkan karena pendidikann, dimana sebagian besar adalah SD 61,90%. ...The high value and economic prospects of precious metals, have not been able to cover the environmental, health and social and economic impacts. The conversion of land functions and open pit mining activities as well as the amount of sediment waste causes very significant landscape and environmental changes. This study aims to evaluate the impact of using mercury and cyanide based on the knowledge and experience of actors miners and gold processors and the surrounding community on the island of Lombok. Field data collection was carried out by triangulation, namely in-depth interviews with actors and the community, and secondary/reference data from related agencies, especially the health center and several related research results. Gold extraction on the island of Lombok uses two methods which are carried out in stages, namely Amalgamation with mercury in the shelling process and Cyanidation with Potassium Cyanide in the bagging process. The results of the study show that the negative impacts of the mining process are more due to land clearing and miner safety. The impact of gold extraction using mercury is long-term, so it is difficult to identify the impact. Meanwhile, the impact of the use of cyanide is directly felt and seen by the public, especially in terms of decreasing the presence and yield of fish caught in rivers and T KitongJemmy Abidjulu Harry S. J. KoleanganA K Merkuri ArsenPenelitian ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi merkuri dan arsen di sedimen Sungai Ranoyapo. Pengukuran konsentrasi total merkuri menggunakan Cold Vapor-Atomic Absorption Spectrometry CV-AAS sedangkan pengukuran konsentrasi total arsen menggunakan Atomic Absorption Spectrometry AAS. Hasil yang diperoleh menunjukkan konsentrasi total merkuri di sedimen sungai yang diambil dari Desa Lompad, Desa Picuan, Desa karimbow I, Desa Karimbow II dan muara Sungai Ranoyapo berturut-turut yaitu 0,05 ppm, 0,05 ppm, 1,3 ppm, 0,18 ppm dan 0,05 ppm. Konsentrasi total arsen di sedimen sungai yang diambil dari Desa Lompad, Desa Picuan, Desa Karimbow I, Desa Karimbow II dan muara Sungai Ranoyapo berturut-turut yaitu 3 ppm, 2 ppm, 100 ppm, 2 ppm dan 1 ppm. Konsentrasi total merkuri dan arsen tertinggi adalah di Desa Karimbow I yang merupakan daerah pertambangan emas Z ULKIFLI HERMANSARI Ketika tailing dari suatu kegiatan pertambangan dibuang di dataran atau badan air, limbah unsur pencemar kemungkinan tersebar di sekitar wilayah tersebut dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Bahaya pencemaran lingkungan oleh arsen As, merkuri Hg, timbal Pb, dan kadmium Cd mungkin terbentuk jika tailing mengandung unsur-unsur tersebut tidak ditangani secara tepat. Terutama di wilayah- wilayah tropis, tingginya tingkat pelapukan kimiawi dan aktivitas biokimia akan menunjang percepatan mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun. Salah satu akibat yang merugikan dari arsen bagi kehidupan manusia adalah apabila air minum mengandung unsur tersebut melebihi nilai ambang batas; dengan gejala keracunan kronis yang ditimbulkannya pada tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel. Tailing yang berasal dari proses amalgamasi bijih emas memungkinkan limbah merkuri tersebar di sekitar wilayah penambangan dan dapat membentuk pencemaran lingkungan oleh merkuri organik atau anorganik. Pencemaran akan semakin membahayakan kesehatan manusia apabila unsur merkuri dalam badan air berubah secara biokimia menjadi senyawa metil-merkuri. Terdapat beraneka jenis mekanisma oleh mikro-organisma yang dapat membentuk spesies metil-merkuri bersifat racun, terutama apabila dimakan oleh ikan. Pengaruh organik merkuri terhadap kesehatan manusia termasuk hambatan jalan darah ke otak dan gangguan metabolisma dari sistem syaraf. Sedangkan pengaruh racun merkuri nonorganik adalah kerusakan fungsi ginjal dan hati di dalam tubuh manusia. Kebanyakan kegiatan pertambangan logam dasar melakukan pembuangan tailing dengan kandungan timbal yang signifikan. Timbal adalah unsur yang bersifat racun kumulatif. Penyerapan unsur yang melebihi nilai ambang batas oleh tubuh manusia akan mengikat secara kuat sejumlah molekul asam amino, haemoglobin, enzim, RNA, dan DNA. Hal ini akan mengarah kepada kerusakan saluran metabolik, hipertensi darah, hiperaktif, dan kerusakan otak. Masalah kadmium timbul dari suatu kegiatan pertambangan dan peleburan bijih timbal-seng, dimana pencemaran lingkungan disebabkan oleh tailing mengandung kadmium, dengan penambahan pencemaran oleh asap dan partikel mengandung kadmium. Pengaruh racun kadmium pada kesehatan manusia berupa penyakit lumbago, kerusakan tulang dengan keretakan karena melunaknya tulang dan kegagalan ginjal. ABSTRACT When tailing of a mining activity is discharged into either landscape or river body, the pollutan element wastes are possible to disperse within those areas and may cause pollution on environment. The environment pollution hazards of arsenic As, mercury Hg, lead Pb and cadmium Cd probably occurred if tailing with the content of those elements is not handled properly. Particularly in the tropical regions, higher rates of chemical weathering and bio-chemical activity will contribute a rapid mobilization of the most potentially toxic Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Widowati Efek Toksik LogamPetunjuk PengambilanContoh TanahPetunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Bogor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Widowati. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta CV. Bahayanya dan PengukurannyaG WurdiyantoWurdiyanto, G. 2007. Merkuri, Bahayanya dan Pengukurannya. Buletin Alara, Volume 9, Nomor 1 dan Dampak Ekonomi, Sosia Budaya dan Kesehatan Masyarakat Akibat Penambangan Emas Di Kecamatan Sawang Aceh SelatanZulkifliZulkifli. 2013. Analisis Dampak Ekonomi, Sosia Budaya dan Kesehatan Masyarakat Akibat Penambangan Emas Di Kecamatan Sawang Aceh Selatan. Jumal Ekonomika Universitas Almuslim Bireun-Aceh, Vol. 1No. 7 Maret dan penyebaran Pb, Cd, dan Pestisida Pada Lahan Sawah Intensifikasi di Pinggir Jalan RayaMulyadi SubowoS WidodoA NugrahaSubowo, Mulyadi, S. Widodo, dan Nugraha, A. 1999. Status dan penyebaran Pb, Cd, dan Pestisida Pada Lahan Sawah Intensifikasi di Pinggir Jalan Raya. Prosiding Bidang Kimia dan dan Bioteknologi Tanah, Puslittanak, Merkuri Hg dalam Tanah dan Jaringan Tanaman Kangkung ipomea reptans yang diberi Bokashi Kirinyu Chromolaena ordota L. pada Limbah Tailing Penambangan Emas Poboya Kota PaluZulfikahM BasirIsrunZulfikah, Basir, M., Isrun. 2014 Konsentrasi Merkuri Hg dalam Tanah dan Jaringan Tanaman Kangkung ipomea reptans yang diberi Bokashi Kirinyu Chromolaena ordota L. pada Limbah Tailing Penambangan Emas Poboya Kota Palu. 2 6 587-595, Desember 2014.
prosesindustri lainnya seperti plastik, perekat, dan pestisida. kegiatan penambangan bijih emas; 2) Limbah cair kegiatan pengolahan bijih bahan logam berat dan menghasilkan limbah buang
Pada umumnya jenis limbah dari pertambangan memiliki tiga jenis yaitu zat cair, gas, dan padatan. Hal ini berlaku di pertambangan emas, mulai dari proses pengerukan, pemisahan dari batuan lainnya, serta pemurnian kadarnya. Keseluruhan proses tersebut memerlukan bantuan zat kimia aktif, seperti pemanfaatan sianida untuk menghindari terbentuknya merkuri. Pemecahan bijih juga menghasilkan lumpur yang cukup banyak. Penggunaan alat – alat berat juga memberikan efek signifikan terhadap perubahan komposisi dan kemurnian udara di sekitar pertambangan. Salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan pengolahan limbah tambang emas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi zat – zat berbahaya dan pengolahan material yang masih bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, pemrosesan limbah tersebut wajib dilakukan, karena dapat mengurangi dampak dan memberikan manfaat yang sangat besar. Salah satu pengolahan limbah yang lazim dilakukan dengan mengubahnya menjadi bahan bangunan. Baca Juga Identifikasi Daerah Penghasil Emas yang Penting untuk Diketahui Pemanfaatan Limbah Tambang Emas Sebagai Bahan Bangunan Salah satu tujuan pembangunan dari Indonesia adalah pembangunan berkelanjutan yang berarti tercipta keseimbangan antara ekonomi serta lingkungan. Hal ini juga berarti bahwa eksploitasi sumber daya secara berlebihan atau pembangunan dengan dampak negatif mulai dikurangi. Salah satunya dengan mengelola hasil pertambangan yang saat ini menjadi isu penting. Urgensi ini ternyata membawa ide baru dalam pengelolaannya, yaitu memanfaatkan tailing dari limbah tambang emas menjadi bahan bangunan, salah satunya sebagai pencampur beton. Tailing memiliki kandungan melebihi batas minimal sebagai pencampur beton. Selain itu, tailingnya sudah terbebas dari logam berat atau sianida hasil dari percampuran dengan semen. Salah satu proses yang dilalui sebelum menjadikan tailing dari limbah tambang emas sebagai material bangunan ramah lingkungan adalah stabilisasi/solidifikasi S/S. S/S ini memberikan efek untuk mengurangi mobilitas logam berat dalam suatu material. Proses tersebut dapat terjadi karena adanya interaksi antara tailing dan zat bersifat pozzolan seperti semen. Campuran tersebut membentuk padatan keras monolit yang terjadi karena sifat kimia dari tailing serta fisik semennya. Hal ini menjadikannya sebagai bahan bangunan ramah lingkungan atau dikenal sebagai Green Fine Aggregate GFA. Ketahanannya sendiri sudah memenuhi persyaratan minimum, yaitu dengan campuran 50% semen dapat menahan 40 MPa. Manfaat yang Akan Dirasakan Manfaatnya dapat dirasakan dalam berbagai bentuk, mulai dari paving block, genteng, batako, panel/tiang, dan berbagai material bangunan lainnya. Material berlimpah menjadikannya sebagai alternatif bahan bangunan berkualitas. Untuk memanfaatkannya bisa dirupakan dalam berbagai bentuk, mulai dari program CSR atau menjualnya secara bebas. Sosialisasi tentang manfaat serta proses pengolahan limbah tambang emas bisa menjadi salah satu langkah kampanye kesadaran mengurangi limbah pertambangan. Indonesia memiliki potensi mineral tinggi, mulai dari emas, perak, minyak bumi, dan berbagai mineral lainnya. Namun salah satu kendalanya adalah memanfaatkan limbahnya. Tetapi kini dengan proses s/s limbah tambang emas bisa jadi bahan bangunan yang berkualitas tinggi dan tinggi akan manfaat. Baca Juga Dari Pengolahan Emas, Ini 5 Manfaat yang Dapat Anda Nikmati Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.
Logamberat termasuk merkuri dan timah menyebabkan pencemaran. Aktivitas pertambangan, penghasil limbah padat, proses industri, dan kendaraan bermotor semua dapat melepaskan logam berat ke lingkungan sekitar. Seperti pestisida, dapat bertahan lama dan menyebar melalui lingkungan.
JAKARTA - Petambang emas skala kecil baik yang resmi maupun ilegal masih menjadi penyumbang terbesar terhadap limbah bahan berbahaya dan beracun B3 berupa Prabowo, Penasehat Senior Unit Manajemen Lingkungan Hidup United Nations Development Program UNDP menyampaikan menurut data di Indonesia limbah B3 berupa merkuri yang dihasilkan dan terlepas ke lingkungan dari industri skala kecil sebanyak 340 ton m3 per tahun.“Sekitar 60% [dari 340 ton m3] berasal dari sektor petambang emas. Dari 60% itu 60% terlepas ke udara, 20% ke air dan selebihnya ke dalam tanah,” kata Agus di Jakarta, Selasa 26/3/2019.Agus juga mengatakan bahwa Indonesia disebut sebagai negara nomor tiga yang melepaskan merkuri tersebut ke lingkungan. Agus melihat ada tantangan besar untuk menyelesaikan masalah ini. Di mana pemerintah dan para stakeholder terkait harus mau merayu’ para penambang emas untuk berhenti menggunakan merkuri dalam proses produksi merkuri merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya baik bagi lingkungan maupun kesehatan dan kendala utama saat ini adalah fakta bahwa merkuri diperjual belikan secara umum. “Sekarang bagaimana caranya agar para petambang emas itu mau untuk menghilangkan mercury tetapi dengan pendekatan bisnis dan praktek yang sehat, kita harus mencari cara-cara yang elit, jadi sambil mereka [petambang emas] berubah [pola produksinya] dengan cara yang tetap menguntungkan mereka,” yang dikenal sebagai air raksa/quicksilver, adalah logam putih keperakan yang sangat beracun yang cair pada suhu ruangan dan mudah menguap. Menurut United Nations Environment Programme UNEP, begitu dilepaskan, merkuri dapat menjangkau jarak yang jauh dan bertahan di lingkungan serta bersirkulasi dengan udara, air, tanah dan organisme hidup. Paparan merkuri yang tinggi merupakan risiko serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Bunga Citra Arum Nursyifani Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
. 0vawmyw06b.pages.dev/3530vawmyw06b.pages.dev/2310vawmyw06b.pages.dev/1170vawmyw06b.pages.dev/2980vawmyw06b.pages.dev/1320vawmyw06b.pages.dev/1700vawmyw06b.pages.dev/2170vawmyw06b.pages.dev/380vawmyw06b.pages.dev/54
pertambangan emas menghasilkan limbah logam berat cair seperti